Penangkaran Buaya


kabandungeuy.id - Tidak banyak yang tahu. Didesa Langensari yang letaknya tak jauh dari Tangkuban Perahu sekitar 2km kedalam desa, ada semacam lahan yang luasnya tidak lebih dari 100 Meter persegi, di dalamnya terdapat puluhan buaya yang hidup berdampingan dengan manusia.

Untuk mencapai penangkaran buaya anda harus berjalan kaki dari jalan raya atau gerbang desa yang banyak tanjakan dan turunan yang terjal.

Menurut masyarakat sekitar, pemilik penangkaran ini adalah orang Singapura bernama Su Hae Mi, atau biasanya disapa abang. Su Hae Mi telah menikah dengan seorang wanita asli Lembang, Buaya-buaya ini langsung di bawa dari Singapura. Ada dua jenis buaya yang terdapat di penangkaran yang di bangun pada tahun 1991 ini, yaitu jenis buaya muara (crocodylus porosus) dan Aligator. Tanpa ketentuan waktu, buaya-buaya tersebut diberimakan sekitar 3 Kuintal daging ayam maupun daging sapi. 1 ekor biaya biasanya menghabiskan sekitar 4-6 ekor ayam.


Pertama kali buaya yang di bawa berjumlah 100 ekor, namun sekaran jumlahnya berkurang, mati karena berebut makanan.

Baca juga: Sate Kelinci

Suhu pegunungan yang dingin, ternyata tidak cocok untuk menetaskan sebuah telor buaya. Jadi, sejak pertama keberadaannya, ternyata peternakan ini belum pernah dipanen sekalipun.

Lihat juga: Daftar Restauran di Bandung

Meskipun termasuk peternakan binatang buas, tapi sejak awal keberadaanya, penangkaran ini tidak pernah meresahkan penduduk sekitar. Justru bagi penduduk sekitar, penangkaran buaya ini sangat menguntungkan. Selain karena banyaknya pengunjung yang memberikan uang sekedarnya, mereka juga bisa memanfaatkan daging buaya yang sudah mati secara Cuma-Cuma sebagai obat asma atau pun obat kulit.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penangkaran Buaya"

Posting Komentar

hallo agan, silahkan berkometar secara bijak dan santun