Permainan Anak-Anak (Kaulinan Barudak)
Anjang-anjangan
Permaianan ini merupakan permaianan yang menirukan perilaku orang dewasa yang telah berumah tangga, yang terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Masak-masakkan, berdialog antara penjual dan pembeli di pasar, warung dan biasanya di lakukan oleh anak perempuan., tetapi apabila anak laki-laki ikut bermain itupun akan menjadi bapak ataupun tukan sayur.
Bebentengan
Permaianan ini memerlukan dua buah tim yang satu sama lain memiliki sebuah benteng yang mirip dengan gawang permainan sepak bola ataupun hanya tiang yang di jadikan patokan. Kedua tim akan saling berusaha untuk menerobos gawang atau menyentuh tiang tim lawan.
Strategi yang diambil ialah memacing agar tim lain keluar dari gawang dan di sentuh oleh kawan satu tim yang baru keluar dari gawang, karena siapa yang lebih lama keluar dari gawang dan di sentuh oleh tim lawan akan menjadi tawanan. Semakin banyak tawanan akan mudah untuk menerobos gawang. Tawanan akan berdiri memanjang dari tiang gawang dan saling berpegangan dengan kawan sesama tawanan. Tetapi tawanan pun dapat bebas bila di sentuh oleh anggota timnya.
Beklen
Permaian ini biasa dilakukan oleh anak perem puan dengan memakai bola karet yang di sebut beklen dan kewuk yang biasa di temukan di pesisir pantai. Cara memainkannya dengan cara melempar beklen dan meraih kewuk tadi dengan aturan-aturan tertentu. Biasa dilakukan deteras rumah dll.
Congklak
Permaianan yang menggunakan papan cungkak beserta poin-poinnya.
Cacaburange
Permainan ini adalah siapa yang menjadi kucing harus menelungkup diantara kawannya yang lain, lalu kawannya yang laing yang berada di sekeliling yang kucing atau yang telungkup menyanyikan lagu dambil mencomot telapat tangan masing-masing kawan, dan setelah lagu usai btu yang tadi di genggam di kepal aleh siapa saja, dan yang tdi telungkup haruslah menebak di mana batu terebut disembunyikan. Apabila tertebak yang menggenggam batu giliran telungkup dan bila salah permainan diterus di ulang kembali sampai bisa menebak.
Cingciripit
Ini adalah kakawihan untuk menentukan siapa yang jadi kucing di semua permainan. Caranya salah satu orang mengeluarkan telapak tangan, dan yang lainnya meletakkan telunjuk dalang telapak tangan itu termasuk yang mengeluarkan telapak tang sambil bersama-sama bernyanyi “Cingcing kiripit, urang bajing kacapit, kacapitku bulu par, bulu pare sesekeutnya, jol padalang mawa wayang jrek jrek… nong” dan telapak tangan pun di kepal, siapa yang tersangakut dialah kucing, namun apabila dua orang atau lebih tersangkut, kakawihan di ulang kembali.
Damdaman
Permaianan strategi ini dimainkan oleh dua orang yang saling memakan pion lawan dan memasuki daerah lawan.
Endog-endogan
Permaianan hanya hiburan semata, caranya setiap anak mengepalkan kedua tangannya dan saling bertumpuk setinggi-tingginya sambil kakawihan, “endog-endogan peupeus hiji, pre…” satu kepal yang paling atas pecah atau melepaskan kepalan tanagannya seperti telur pecah. Kakawihan di tembangkan kembali, kini giliran yang di bawah kepala yang pecah tadi ikut pecah, demikian seterusnya dari atas sampai bawah tidak terkeuali. Dan apabila telah pca semua kakawihan pun bersambung “galeong.. galeong…”tumpukan tangan tadi di putar-putar kekanan kekiri. “mata sapi BOLOTOT!!” tangan semuanya menari mata masing-masing hingga menunjukan mata yang melotot dan lucu.
Empet-empetan
Ini hanyalah rekaan alat musik atau bunyi-bunyian yang terbuat dari bahan jerami
Engkle
Permaianan ini adalah adu ketangkasan, yakni salah satu di tekuk agar tak menyentuh tanah atau biasa disebut dengan “engkle”, di punggung telapak kaki di taru batu atau potongan genting. Dari garis star setiap anak meloncat-loncat menuju garis finish, siapa yang batunya terjatuh atau kaki yang memikul batu menyentuh tanah harus mengulang dari garis star. Dan siapa yang telah mencapai garis finish harus melempar batu yang beradadi atas kakinya dnegan cara di ayunkan pada media yang telah tersedia seperti batu yang berdiri atau kau yang di tancapkan. Siapa yang cepat dan tepat dialah juaranya.
Galah asin
Permaianan ini dilakukan di lapangan terbuka dengan garis-gari horizontal dan vertical seperti lapangan badminton. Disetiap garis horizontal yang terdiri dari 4 garis masing-masing di jaga oleh seorang anak, dan gari vertical yang terdiri dari 3 buah garis, garis luar atau sisi adalah batas arena dan garis tengah adalah gari yang di jaga oleh pemimpin tim atau indung yang juga menjaga garis horizontal yang palung depan. Cara bermain yakni tim yang menjaga garis bertugas menjaga garisnya agar tidak dapat dilalui oleh tim lawan,sedangkan tim lainnya adalah berusaha menerobos semua garis dan kembali ke garis semula dan berteriak “Asin!” tanda permainan telah berakhir. Namun aturan permainan ini apa bila tim yang menerobos terkena anggota tubuhnya maka permainan batal dan tim bertukar peran, dan permainan tidak bisa berakhir apabila dalam garis awal masih ada anak yang belum keluar. Dan diawal permainan anak yang susah keluar garis namuan masih ada anak di kawal garis kedua boleh ikut bergabung sebagai dispensasi dengan berteriak “Sakurng!” yang artinya satu tawanan.
Gatrik
Permainan ini terdiri dari dua tim, yang satu jaga dan yang satu memegang permaianan, cara memainkannya adalah tim yang memegang permaian meletakan bambu berukuran kecil diatas sebuah bata lalu di pukulnya salah satu sisi sehingga terpental jauh dan tim yang jaga harus menangkap.
Apabila tertangkap giliran kawan lain, tetapi apabila semua telah mendapa giliran dan tetap tertangkap tim yang jaga berhak berganti posisi menjadi memegang permainan. Namun apabila tidak tertangkap gatrik atau bambu yang kecil tersebut di ukur jangan sampai kurang dari 7 panjang tongkat pemukul, dan apabila kurang kawan lain yang giliran memukul dan apabila lebih permainan tetap berlanjut, yakni gatrilk atau bambu kecil yang di pukul tadi di pukul kembali di atas bata dengan posisi berdiri diatas bata da di jepi oleh kayu atau jari tangan hingga jauh tanpa di halangi. Kemudian di pukul oleh hingga jauh atau tidak kurang dari 7 panjang pemukul, bila kurang giliran kawan lain, dan cara memukulnyapun unik yaitu gatrik tadi di langkahi hingga berada di bawah dua kaki lalu di pukul kebelakang. Bila permaian usai, si pemegang permaianan berhak di gendong hingga bata tempat memukul tadi.
Gugunungan
Permainan ini adalah permaian berlumba menbuat gunung-gunungan dari pasir.
Hahayaman
Kaulinan lobaaneun anu salah saurangna jadi hayam, saurang nu lain jadi careuhna. Hayam diudag-udag careuh bari lulumpatan sanajan teu laluasa lantaran dihalang-halang nu séjén anu jadi pager.
Jajangakungan
Permaianan ketangkasan ini yaitu berjalan dengan menggunakan egran.
Loncat tinggi
Permaian ini bisa di mainkanoleh anak perempuan, alat yang dipergunakan ialah karet gelang yang disimpul hingga memangjang seperti tali. Cara memainkan permainan ini yaitu dua orang menjadi pemegang karet danyang lain yang meloncati tali tahap demi tahap dan apa bila tidak bisa melewatinya harus giliran memegang tali. Tahapan pertama yang haru dilewati ialah momi atau setinggi tangan yang terjulur kebawah, lalu bujal (masing-masing karet diletakan tepat didepa udel masing-masing yang memegang ujung karetl) , dada, ceupil (telingga), mastaka(kepala), merdeka (setinggi tangan yang dijulurkan keatas langit, lalu tahapan berikutnya harus melewati tali yang di kibaskan dari atas sampai bawah dengan cepat, dst.
Ngadu kaleci
Bermain gundu, dengan berbagai macam atuaran. Salah satunya yakni masing masing pemain menaruh taruhan dalam lingkaran dan masing-masing anak harus merusaha megeluarkan taruhan itu keluar lingkaran dan memeangkan taruhan kelereng yang keluar tersebut, atau salaing mengejar kereng lawan.
Oray-orayan
Permainan oray-orayan (ular; artinya bergerak seperti ular) biasanya dimainkan oleh 10-20 orang anak yang berbaris dari belakang ke depan berbentuk garis kurva, bentuk dari ular. Sambil memegang pundak temannya yang ada di depannya, mereka bergoyang, meliuk-liuk, dan bernyanyi,” Oray-orayan, luar leor mapay sawah. Entong ka sawah, parena keur sedeng beukah. Oray-orayan, luar leor mapay kebon. Entong ka kebon, loba barudak keur ngangon. Mending ge teuleum, di leuwi loba nu mandi. Saha anu mandi, anu mandina pandeuri.” (Bergerak seperti ular, meliuk-liuk nyisir sawah. Jangan pergi ke sawah, padinya sedang menguning. Bergerak seperti ular, meliuk-liuk nyisir kebun. Jangan ke kebun, banyak anak sedang menggembala ternak. Lebih baik menyelam, di sungai banyak yang mandi. Siapa yang mandi, yang terakhir yang mandi).
Saat lagu berakhir, anak yang berada di paling depan, atau biasa dipanggil ‘hulu’ yang artinya kepala, harus menangkap anak yang berada di paling belakang (buntut yang artinya ekor). Anak yang berada diantara mereka harus menjaga ekor dengan cara bergerak dan meliuk-liuk sambil berpegangan pada pundak temannya. permainan berakhir ketika ekor telah tertangkap. Permainan dapat dimulai kembali dengan membentuk formasi baru.
Paciwit-ciwit lutung
Permainan ini adalah setiap anak saling mencubit punggung tangan temannya masing-masing sambil bernyanyi “paciwit-ciwit lutung si lutung pindah kalur” (saling cubit-cubit lutung, si lutung pindah keatas) tangan yang paling bawah erpindah menjadi paling atas atas perintah kakawihan tadi , demikian seterusnya.
Perepet jengkol
Permainan ini biasa dilakukan oleh 3 atau 4 orang, caranya masing-masing kaki kanan atai kiri mereka di kaitkan pada kakibelakang temannya sehingga membentung simpul yangsaling mengunci. Lalu mereka bersama-sama meloncat dan berputar sambil bernyannya “Perepet jengkol jajahean, padempet konci jejeretean”
Pelak cau
Permainan ini anak-anak berbaris saling berpegangan pada pinggang sedangkan yang paling depan pada tiang rumah, lalu salah satu yang tidak berpeganagn akan berusaha menarik dan melepaskan melepaskan pegangan anak-anak yang lain itu.
Sermen
Bermain perang-perangan seperti anggar namun para pemain dinyatakan mati atau kalah hanya bila pedang yang terbuat dari bambu itu mengenai kaki sebatas lutut kebawah.
Sondah
Kaulinan ku cara éngklé-éngkléan make ngaliwatan kalang kotak-kotak. Aya kotak anu ditandaan ku kojo (tina batu) anu teu meunang ditincak.
Sorodot gaplok
Permaian ini hamper sama dengan engkle namun batu yang di bawa di atas kaki di bawa dengan carea berjalan lalu di tendang pada tepat pada sasaran.
Ucing-ucingan
Cara bermain permaian ini adalah sikucing harus mengejar anak lain supaya berganti menjadi kucing, dan yang di kejar arus mengelak dari kejaran kucing karena apabila tersebtuh olenhnya maka harus menjadi kucing.
Ucing sumput
Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan petak umpet. Dengan sikucing terlebih dahulu menutup mata pada salah satu dinding sambil berhitung sampai 25., sedangkan anak lain bersembunyi. Apabila telah selessai berhitung kemudian mencari anak lain dan berlomba menyentuh dinding yang tadi dipakai berhitung sambil berteriak “25” apabil si kucing yang duluan yang sudah ditemukan dan yang paling dulu di temukan adalah kucing selanjutmya dan apa bila anak yang sembunya lebih dulu menyentuh tembok dan berkata “25” maka seluruh anak yang sudah ketemu bebas bersembunyi kembali dan sikucing kembali menghitung dan mencari.
Permaianan ini merupakan permaianan yang menirukan perilaku orang dewasa yang telah berumah tangga, yang terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Masak-masakkan, berdialog antara penjual dan pembeli di pasar, warung dan biasanya di lakukan oleh anak perempuan., tetapi apabila anak laki-laki ikut bermain itupun akan menjadi bapak ataupun tukan sayur.
Bebentengan
Permaianan ini memerlukan dua buah tim yang satu sama lain memiliki sebuah benteng yang mirip dengan gawang permainan sepak bola ataupun hanya tiang yang di jadikan patokan. Kedua tim akan saling berusaha untuk menerobos gawang atau menyentuh tiang tim lawan.
Strategi yang diambil ialah memacing agar tim lain keluar dari gawang dan di sentuh oleh kawan satu tim yang baru keluar dari gawang, karena siapa yang lebih lama keluar dari gawang dan di sentuh oleh tim lawan akan menjadi tawanan. Semakin banyak tawanan akan mudah untuk menerobos gawang. Tawanan akan berdiri memanjang dari tiang gawang dan saling berpegangan dengan kawan sesama tawanan. Tetapi tawanan pun dapat bebas bila di sentuh oleh anggota timnya.
Beklen
Permaian ini biasa dilakukan oleh anak perem puan dengan memakai bola karet yang di sebut beklen dan kewuk yang biasa di temukan di pesisir pantai. Cara memainkannya dengan cara melempar beklen dan meraih kewuk tadi dengan aturan-aturan tertentu. Biasa dilakukan deteras rumah dll.
Congklak
Permaianan yang menggunakan papan cungkak beserta poin-poinnya.
Cacaburange
Permainan ini adalah siapa yang menjadi kucing harus menelungkup diantara kawannya yang lain, lalu kawannya yang laing yang berada di sekeliling yang kucing atau yang telungkup menyanyikan lagu dambil mencomot telapat tangan masing-masing kawan, dan setelah lagu usai btu yang tadi di genggam di kepal aleh siapa saja, dan yang tdi telungkup haruslah menebak di mana batu terebut disembunyikan. Apabila tertebak yang menggenggam batu giliran telungkup dan bila salah permainan diterus di ulang kembali sampai bisa menebak.
Cingciripit
Ini adalah kakawihan untuk menentukan siapa yang jadi kucing di semua permainan. Caranya salah satu orang mengeluarkan telapak tangan, dan yang lainnya meletakkan telunjuk dalang telapak tangan itu termasuk yang mengeluarkan telapak tang sambil bersama-sama bernyanyi “Cingcing kiripit, urang bajing kacapit, kacapitku bulu par, bulu pare sesekeutnya, jol padalang mawa wayang jrek jrek… nong” dan telapak tangan pun di kepal, siapa yang tersangakut dialah kucing, namun apabila dua orang atau lebih tersangkut, kakawihan di ulang kembali.
Damdaman
Permaianan strategi ini dimainkan oleh dua orang yang saling memakan pion lawan dan memasuki daerah lawan.
Endog-endogan
Permaianan hanya hiburan semata, caranya setiap anak mengepalkan kedua tangannya dan saling bertumpuk setinggi-tingginya sambil kakawihan, “endog-endogan peupeus hiji, pre…” satu kepal yang paling atas pecah atau melepaskan kepalan tanagannya seperti telur pecah. Kakawihan di tembangkan kembali, kini giliran yang di bawah kepala yang pecah tadi ikut pecah, demikian seterusnya dari atas sampai bawah tidak terkeuali. Dan apabila telah pca semua kakawihan pun bersambung “galeong.. galeong…”tumpukan tangan tadi di putar-putar kekanan kekiri. “mata sapi BOLOTOT!!” tangan semuanya menari mata masing-masing hingga menunjukan mata yang melotot dan lucu.
Empet-empetan
Ini hanyalah rekaan alat musik atau bunyi-bunyian yang terbuat dari bahan jerami
Engkle
Permaianan ini adalah adu ketangkasan, yakni salah satu di tekuk agar tak menyentuh tanah atau biasa disebut dengan “engkle”, di punggung telapak kaki di taru batu atau potongan genting. Dari garis star setiap anak meloncat-loncat menuju garis finish, siapa yang batunya terjatuh atau kaki yang memikul batu menyentuh tanah harus mengulang dari garis star. Dan siapa yang telah mencapai garis finish harus melempar batu yang beradadi atas kakinya dnegan cara di ayunkan pada media yang telah tersedia seperti batu yang berdiri atau kau yang di tancapkan. Siapa yang cepat dan tepat dialah juaranya.
Galah asin
Permaianan ini dilakukan di lapangan terbuka dengan garis-gari horizontal dan vertical seperti lapangan badminton. Disetiap garis horizontal yang terdiri dari 4 garis masing-masing di jaga oleh seorang anak, dan gari vertical yang terdiri dari 3 buah garis, garis luar atau sisi adalah batas arena dan garis tengah adalah gari yang di jaga oleh pemimpin tim atau indung yang juga menjaga garis horizontal yang palung depan. Cara bermain yakni tim yang menjaga garis bertugas menjaga garisnya agar tidak dapat dilalui oleh tim lawan,sedangkan tim lainnya adalah berusaha menerobos semua garis dan kembali ke garis semula dan berteriak “Asin!” tanda permainan telah berakhir. Namun aturan permainan ini apa bila tim yang menerobos terkena anggota tubuhnya maka permainan batal dan tim bertukar peran, dan permainan tidak bisa berakhir apabila dalam garis awal masih ada anak yang belum keluar. Dan diawal permainan anak yang susah keluar garis namuan masih ada anak di kawal garis kedua boleh ikut bergabung sebagai dispensasi dengan berteriak “Sakurng!” yang artinya satu tawanan.
Gatrik
Permainan ini terdiri dari dua tim, yang satu jaga dan yang satu memegang permaianan, cara memainkannya adalah tim yang memegang permaian meletakan bambu berukuran kecil diatas sebuah bata lalu di pukulnya salah satu sisi sehingga terpental jauh dan tim yang jaga harus menangkap.
Apabila tertangkap giliran kawan lain, tetapi apabila semua telah mendapa giliran dan tetap tertangkap tim yang jaga berhak berganti posisi menjadi memegang permainan. Namun apabila tidak tertangkap gatrik atau bambu yang kecil tersebut di ukur jangan sampai kurang dari 7 panjang tongkat pemukul, dan apabila kurang kawan lain yang giliran memukul dan apabila lebih permainan tetap berlanjut, yakni gatrilk atau bambu kecil yang di pukul tadi di pukul kembali di atas bata dengan posisi berdiri diatas bata da di jepi oleh kayu atau jari tangan hingga jauh tanpa di halangi. Kemudian di pukul oleh hingga jauh atau tidak kurang dari 7 panjang pemukul, bila kurang giliran kawan lain, dan cara memukulnyapun unik yaitu gatrik tadi di langkahi hingga berada di bawah dua kaki lalu di pukul kebelakang. Bila permaian usai, si pemegang permaianan berhak di gendong hingga bata tempat memukul tadi.
Gugunungan
Permainan ini adalah permaian berlumba menbuat gunung-gunungan dari pasir.
Hahayaman
Kaulinan lobaaneun anu salah saurangna jadi hayam, saurang nu lain jadi careuhna. Hayam diudag-udag careuh bari lulumpatan sanajan teu laluasa lantaran dihalang-halang nu séjén anu jadi pager.
Jajangakungan
Permaianan ketangkasan ini yaitu berjalan dengan menggunakan egran.
Loncat tinggi
Permaian ini bisa di mainkanoleh anak perempuan, alat yang dipergunakan ialah karet gelang yang disimpul hingga memangjang seperti tali. Cara memainkan permainan ini yaitu dua orang menjadi pemegang karet danyang lain yang meloncati tali tahap demi tahap dan apa bila tidak bisa melewatinya harus giliran memegang tali. Tahapan pertama yang haru dilewati ialah momi atau setinggi tangan yang terjulur kebawah, lalu bujal (masing-masing karet diletakan tepat didepa udel masing-masing yang memegang ujung karetl) , dada, ceupil (telingga), mastaka(kepala), merdeka (setinggi tangan yang dijulurkan keatas langit, lalu tahapan berikutnya harus melewati tali yang di kibaskan dari atas sampai bawah dengan cepat, dst.
Ngadu kaleci
Bermain gundu, dengan berbagai macam atuaran. Salah satunya yakni masing masing pemain menaruh taruhan dalam lingkaran dan masing-masing anak harus merusaha megeluarkan taruhan itu keluar lingkaran dan memeangkan taruhan kelereng yang keluar tersebut, atau salaing mengejar kereng lawan.
Oray-orayan
Permainan oray-orayan (ular; artinya bergerak seperti ular) biasanya dimainkan oleh 10-20 orang anak yang berbaris dari belakang ke depan berbentuk garis kurva, bentuk dari ular. Sambil memegang pundak temannya yang ada di depannya, mereka bergoyang, meliuk-liuk, dan bernyanyi,” Oray-orayan, luar leor mapay sawah. Entong ka sawah, parena keur sedeng beukah. Oray-orayan, luar leor mapay kebon. Entong ka kebon, loba barudak keur ngangon. Mending ge teuleum, di leuwi loba nu mandi. Saha anu mandi, anu mandina pandeuri.” (Bergerak seperti ular, meliuk-liuk nyisir sawah. Jangan pergi ke sawah, padinya sedang menguning. Bergerak seperti ular, meliuk-liuk nyisir kebun. Jangan ke kebun, banyak anak sedang menggembala ternak. Lebih baik menyelam, di sungai banyak yang mandi. Siapa yang mandi, yang terakhir yang mandi).
Saat lagu berakhir, anak yang berada di paling depan, atau biasa dipanggil ‘hulu’ yang artinya kepala, harus menangkap anak yang berada di paling belakang (buntut yang artinya ekor). Anak yang berada diantara mereka harus menjaga ekor dengan cara bergerak dan meliuk-liuk sambil berpegangan pada pundak temannya. permainan berakhir ketika ekor telah tertangkap. Permainan dapat dimulai kembali dengan membentuk formasi baru.
Paciwit-ciwit lutung
Permainan ini adalah setiap anak saling mencubit punggung tangan temannya masing-masing sambil bernyanyi “paciwit-ciwit lutung si lutung pindah kalur” (saling cubit-cubit lutung, si lutung pindah keatas) tangan yang paling bawah erpindah menjadi paling atas atas perintah kakawihan tadi , demikian seterusnya.
Perepet jengkol
Permainan ini biasa dilakukan oleh 3 atau 4 orang, caranya masing-masing kaki kanan atai kiri mereka di kaitkan pada kakibelakang temannya sehingga membentung simpul yangsaling mengunci. Lalu mereka bersama-sama meloncat dan berputar sambil bernyannya “Perepet jengkol jajahean, padempet konci jejeretean”
Pelak cau
Permainan ini anak-anak berbaris saling berpegangan pada pinggang sedangkan yang paling depan pada tiang rumah, lalu salah satu yang tidak berpeganagn akan berusaha menarik dan melepaskan melepaskan pegangan anak-anak yang lain itu.
Sermen
Bermain perang-perangan seperti anggar namun para pemain dinyatakan mati atau kalah hanya bila pedang yang terbuat dari bambu itu mengenai kaki sebatas lutut kebawah.
Sondah
Kaulinan ku cara éngklé-éngkléan make ngaliwatan kalang kotak-kotak. Aya kotak anu ditandaan ku kojo (tina batu) anu teu meunang ditincak.
Sorodot gaplok
Permaian ini hamper sama dengan engkle namun batu yang di bawa di atas kaki di bawa dengan carea berjalan lalu di tendang pada tepat pada sasaran.
Ucing-ucingan
Cara bermain permaian ini adalah sikucing harus mengejar anak lain supaya berganti menjadi kucing, dan yang di kejar arus mengelak dari kejaran kucing karena apabila tersebtuh olenhnya maka harus menjadi kucing.
Ucing sumput
Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan petak umpet. Dengan sikucing terlebih dahulu menutup mata pada salah satu dinding sambil berhitung sampai 25., sedangkan anak lain bersembunyi. Apabila telah selessai berhitung kemudian mencari anak lain dan berlomba menyentuh dinding yang tadi dipakai berhitung sambil berteriak “25” apabil si kucing yang duluan yang sudah ditemukan dan yang paling dulu di temukan adalah kucing selanjutmya dan apa bila anak yang sembunya lebih dulu menyentuh tembok dan berkata “25” maka seluruh anak yang sudah ketemu bebas bersembunyi kembali dan sikucing kembali menghitung dan mencari.
0 Response to "Permainan Anak-Anak (Kaulinan Barudak)"
Posting Komentar
hallo agan, silahkan berkometar secara bijak dan santun