Franz Wilhelm Junghuhn

clip_image001

Lagi-lagi salah satu tokoh yang masuk dalam daftar orang yang sering disebut-sebut merubah wajah Bandung selama ini, yang membudidayakan tanaman kina dan mencintai hutan-hutan hingga akhir hayatnya. Dia adalah Franz Wilhelm Junghuhn, lahir di Mansfeld/Magdeburg (Prusia, sekarang di Sachsen-Anhalt), pada tanggal 26 Oktober 1809.

Beliau menyelesaikan studi kedokteran di Halle dan Berlin (1827 sampai 1831), Junghuhn bekerja sebagai dokter militer di Prusia, lalu Perancis. Dalam tugasnya di Aljazair, ia membunuh seseorang dalam suatu duel hingga akhirnya hakim memvonis hukuman 10 tahun penjara. Namun, Junghun malah kabur dan berlindung ke Perancis. dan mendaftarkan diri sebagai anggota Legiun Asing.
Belum lama menjadi anggota Junghuhnpun lalu mendaftar sebagai dokter pada dinas kolonial Belanda dan berangkat ke Batavia pada tahun 1835. rupanya setelah tiba ia lebih tertarik untuk meneliti geografi dan alam Jawa dan Sumatera, dan lupa pada pekerjaannya sebagai dokter dinas.
Pada 1840 dia menjadi anggota komisi sumber daya alam (Natur-Komission) supaya lebih leluasa melakukan berbagai penelitian. Dia menulis sejumlah buku berdasarkan observasi dan penelitiannya, yang membuatnya dijuluki "Humboldt dari Jawa".Junghun berhasil membudidayakan tanaman kina di Hindia Belanda.

Junghuhn adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et de Vries) dan pengelola perkebunan kina pertama di Indonesia. Namanya diabadikan pada beberapa nama ilmiah tumbuhan Indonesia. Singkatan botani yang dinisbatkan kepadanya adalah Jungh.

Junghun menikah dengan Johana Louisa Frederica Koch pada tahun 1850. dan tinggal tidak jauh dari kaki Gunung Tangkuban Perahu. Hingga pada usia 55 tahun Junghuhn wafat karena sakit lever di rumahnya pada tanggal 24 April 1864 dan dimakamkan pula di sana. Sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir sang pengelana dan pecinta alam ini meminta kepada dokter sekaligus sahabatnya, Dr. Groneman untuk membukakan jendela sehingga ia bisa dan menghirup udara pegunungan dan mengucapkan salam terakhir kepada pegunungan dan hutan yang sangat ia cintai hingga akhirnya matanyapun tertutup.

Kini diatas makamnya dibuat sebuah taman yang didedikasikan mengenang jejak petualang Junghun. Yaitu Taman Junghuhn.
clip_image003
dokumen pribadi 2010
clip_image005
dokumen pribadi 2010

clip_image007
dokumen pribadi 2010







Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Franz Wilhelm Junghuhn"

Posting Komentar

hallo agan, silahkan berkometar secara bijak dan santun