SEJARAH GEDUNG MERDEKA (SOCITEIT CONCORDIA)
Pada mulanya gedung Merdeka merupakan bangunan sederhana yang didirikan pada tahun 1895 dan berfungsi sebagai warung kopi. Seiring dengan makin banyaknya orang Eropa terutama orang Belanda. Kebutuhan rekreasi dan hiburan bagi yang bermukim di kota Bandung, terutama untuk kalangan elit baik itu bidang perkebunan, industri dan pemerintahan, maka gedung Merdeka pun disulap untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pembaharuan secara besar-besaran pun dilakukan pada tahun 1920 dan 1928, Arsitek pembangunan Gedung Merdeka ini diserahkan pada Van Gallen last dan C.P. Wolff Shoemaker. Hasilnya adalah Gedung Merdeka sekarang yang megah bergaya Romawi dan sejumlah bahan bangunannya (marmer, lampu hias kristal) yang didatangkan dari Eropa.
Gedung ini luasnya bertambah menjadi 7500 m2 dan berfungsi sebagai gedung tempat rekreasi yang dikelola oleh Sociteit Concordia pada masa pendudukan tentara Belanda dan pemerintah Haminte Bandung. Anggota-anggotanya terdiri kalangan elit Eropa yang bermukim di kota Bandung dan sekitarnya.. Di gedung ini terdapat ruang utama sebagai tempat pertunjukan kesenian atau pertemuan yang bisa disewakan, rumah makan, rumah bola (sebutan tempat bermain bilyard) dan lain-lain.
Pada masa pendudukan militer Jepang (1942-1945) gedung ini digunakan sebagai Pusat Kebudayaan dengan sebutan Dai Toa Kaikan. Namun pada kenyataannya hanya dipakai untuk kesenian, pertemuan dan kegiatan rekreasi lainnya. Pada masa revolusi (1946-1950) gedung inipun pernah dijadikan markas oleh para pejuang Republik Indonesia dan tempat kegiatan pemerintahan Kota Bandung setelah peristiwa Bandung Lautan Api (Desember 1945 - Maret 1946)
Menjelang Konferensi Asia Afrika, gedung ini diambil oleh pemerintah dan dipersiapkan untuk dijadikan tempat konferensi (1954). Presiden Soekarno mengganti nama ini dari Sociteit Concordia menjadi Gedung Merdeka, ketika meninjau kesiapan gedung ini sebagai tempat diselenggarakannya KAA yang pertama sehari sebelum KAA yang pertama diselenggarakan.yang jatuh pada tanggal 18-24 April 1955. Selain itu juga pernah digunakan sebagai tempat sidang-sidang sekaligus Sekretariat Konstituante pada tahun 1956 sampai dengan tahun 1959. Kantor Badan Perancang Nasional, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Tahun 1960-1965, Konferensi Islam Asia-Afrika pada Tahun 1965, dan pertemuan-pertemuan lain yang bersifat nasional maupun internasional.
Sejak 24 April 1980 Gedung Merdeka diresmikan menjadi Museum Konferensi Asia Afrika pada acara puncak peringatan ke-25 tahun Konferensi Asia Afrika. Saat ini Gedung Merdeka digunakan pula sebagai Sekretariat Pusat Penelitian serta Pengkajian Masalah Asia Afrika dan Negara-negara berkembang yang berada dibawah Departemen Luar Negeri RI. Kegiatannya meliputi ceramah, diskusi serta perpustakaan. Pemeliharaan fisik Gedung Merdeka terus dilaksanakan oleh Pengelola Gedung Merdeka yang berada dibawah Pemerintahan Daerah Propinsi Jawa Barat.
0 Response to "SEJARAH GEDUNG MERDEKA (SOCITEIT CONCORDIA)"
Posting Komentar
hallo agan, silahkan berkometar secara bijak dan santun