MUSEUM GEOLOGI



clip_image002

Penyelidikan geologi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1850-an, oleh “Dienst van het Mijnwezen” yang berkedudukan di Bogor (1852-1866) Lembaga ini kemudian pindah ke Jakarta (1866-1924) dan berakhir pindah ke Bandung, menempati Gedung Gouvernement Bedrijven (Gedung Sate).

Para ahli sangat aktif melakukan riset dan membawa contoh penelitian di Laboratorium. Sehingga pada tahun 1922 penyelidikan sangat meningkat dan contoh batuan, mineral dan fosil dari seluruh wilayah Indonesia semakin melimpah dan tempat khusus untuk didokumentasikan maka di bangunan, tempat khusus Laboratorium Geologi bergaya arsitektur “art deco” oleh arsitek Belanda Ir. H. Menalda van Schouwenburg pada tahun 1928.
Geologische Laboratorium diresmikan pada saat pembukaan gedung Dienst van den Mijnbouw, tanggal 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik IV yang diselenggarakan di Bandung. Geologische Laboratorium atau Museum Geologi terletak di Rembrandt Straat (sekarang Jalan Diponegoro).

Peristiwa penting lainnya, pada saat meletusnya Perang Dunia ke-2 pada akhir tahun 1941, seluruh koleksi dan data penting geologi lainnya diamankan ke sebuah gedung di Jalan Braga.
Pada masa pendudukan Jepang, kegiatan Geologische Dienst (Museum Geologi) mulai dikenal masyarakat dan namanya dirubah menjadi Kagyoo Zimusho, kemudian berubah lagi menjadi Chisitsu Chosajo pada tahun 1943.

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Museum Geologi dikelola oleh putera-putera Indonesia di bawah pimpinan Arie Frederick Lasut dan Sunu Sumosusastro. Namun ketika agresi Belanda pada tahun 1949 menyebabkan kegiatan sedikit terganggu.
Pada tahun 1952 dibentuk Djawatan Geologi, penelitian geologi pun kembali berjalan dengan lebih terencana.

Renovasi atas Museum Geologi, pernah dilakukan pada tahun 1980 dengan tidak merubah bentuk arsitektur aslinya karena bangunan Museum Geologi termasuk salah satu bangunan cagar budaya yang dijaga kelestariannya.

Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, melakukan kerjasama dengan Pemerintah Jepang yang dirintis sejak tahun 1993 dengan tujuan berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kerjasama yang dilakukan meliputi renovasi gedung, pengembangan system dokumentasi koleksi, pengembangan system peragaan, pengembangan system edukasi dan pemgembangan program penelitian koleksi. Dan pada tanggal 25 Maret 1999 diatas nota kesepakatan kerjasama yang ditandatangani oleh kedua pihak, Pemerintah Jepang memberi bantuan dana hibah dalam penyediaan peralatan peraga yang berkaitan dengan pendidikan, penelitian, dan sistem dokumentasi sedangkan Pemerintah Indonesia menyediakan dana pendamping yang dipergunakan untuk renovasi interior gedung.

Renovasi gedung dan pengembangan peragaan yang di mulai pada 2 November 1998. Peresmikan dan pembukaan kembali Museum Geologi dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 22 Agustus 2000, dengan pengembangan ini luas bangunan menjadi 6000 m², sepertiganya difungsikan sebagai ruang peraga.

Peresmian tersebut dirangkaikan dengan Simposium Internasional Museum Geologi yang bertema ”Menuju Masa Depan: Museum Geologi dalam Perubahan Dunia”. Diikuti oleh para pakar ilmu kebumian dan museum dari Jepang, Inggris, Belanda, Australia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan lainnya.

Saat ini Museum Geologi memiliki beragam koleksi dari jenis batuan, mineral, fosil, dan beberapa artefak dari seluruh wilayah daratan kepulauan Indonesia. Koleksi tersebut diarsipkan, disimpan, dan didokumentasikan dengan sistem kompurisasi; tercatat sekitar 250.000 contoh batuan dan mineral serta 60.000 fosil dari berbagai jenis dan umur. Dipandang dari sudut koleksi, Museum Geologi merupakan museum terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

Museum Geologi berfungsi sebagai sarana penelitian, pendidikan, dokumentasi, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan juga sebagai objek wisata. Dengan penataan peraga yang lebih runtut serta sentuhan teknologi modern, dan terasa lebih atraktif dan komunikatif, sehingga dapat lebih diminati dan memenuhi kebutuhan pengunjung, baik masyarakat umum, para ilmuwan kebumian ataupun pengguna jasa Museum Geologi lainnya.

Untuk mencapai Museum Geologi sangatlah mudah. Bila menggunakan alur angkutan umum dalam kota dapat dicapai melalui jalan diDiponegoro : Cicaheum-Ledeng, Cicaheum-Ciwastra, Dago-Riung Bandung, Bus DAMRI Dipati Ukur-Jatinagor. Bisa juga melalui jalan Surapaati: Cicaheum-Ciroyom, Dago-Caringin, Gedebage-Awiligar.

Museum Geologi memberikan pelayanan Pemandu, Bimbingan Edukasi, Ruang Audio-Visual, Auditorium dan Souvenir Shop.

Museum Geologi dibuka pada hari Senin - Kamis pukul 09.00 – 15.30 WIB, Sabtu – Minggu pukul 09.00 – 13.30 WIB, Jum’at dan hari libur nasional lainnya tutup.
















Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MUSEUM GEOLOGI"

Posting Komentar

hallo agan, silahkan berkometar secara bijak dan santun