MUSEUM POS

clip_image002

Museum Pos Indonesia berada di jalan Cilaki no. 73 Bandung 40115, tidak jauh dari Gedung Sate pertama berdiri sejak jaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1931 dengan nama Museum PTT (Pos, Telegrap dan Telepon) menempati bagian sayap kanan bawah gedung kantor PTT
Bangunan Museum Pos Indonesia dibangun pada tanggal 27 Juli 1920 dengan luas bangunan 706 m2. Dirancang oleh arsitek Ir. J. Berger dan Leutdsgebouwdienst dengan gaya arsitektur Italia masa Renaissance, semula hanya berisi koleksi-koleksi perangko dari dalam negeri dan berbagai Negara lainnya.

Keberadaan Museum PTT pernah terlantar nyaris terlupakan akibat meletusnya Perang Dunia II pada akhir tahun 1941 Untuk dapat menjalankan fungsinya kembali selayaknya sebuah museum, maka pada tahun 1980 Direksi Perum Pos dan Giro membentuk suatu kepanitiaan untuk menghidupkan kembali keberadaan Museum PTT.
Dan bertepatan dengan Hari Bhakti Postel ke-38, pada tanggal 27 September 1983 Museum ini dibuka secara resmi oleh menteri Pariwisata dan Telekomunikasi, Achmad Tahir dan diberi nama Museum Pos dan Giro. Pada tahun itupun sebelum mencapai pintu masuk museum, dibuat sebuah patung berukuran setengah badan, yaitu patung Bapak PTT. RI Almarhum Mas Soeharto oleh seniman kondang Ad. Pirous.
Beberapa koleksi Museum Pos dan Giro mengkoleksi benda bernilai sejarah dalam perjalanan Perusahaan Pos Indonesia sejak masa Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, masa kemerdekaan, hingga sekarang ini, dalam bentuk foto, maket, lukisan, katalog, diorama, kegiatan pelayanan pos, peralatan pos, dll.
Terhitung sejak tanggal 20 Juni 1995, Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (persero), maka nama Museum Pos dan Giro pun berganti menjadi Museum Pos Indonesia. Disamping Peran dan fungsinya sebagai tempat koleksi, Museum Pos Indonesia berfungsi juga sebagai sarana penelitian, pendidikan, dokumentasi, layanan informasi, serta sebagai objek wisata khusus.
Unuk memberikan kemudakan bagi para pengunjung untuk memahami dan mengenal benda-benda koleksi museum, maka benda koleksi Museum Pos Indonesia dibagi dalam 3 kelompok;
Koleksi sejarah, yaitu koleksi museum yang sangat bernilai sejarah khususnya museum menyimpan koleksi yang sangat bernilai tinggi sejarah antara lain Surat Mas Raja-Raja, “Golden Letter”. Dimana perposan atau surat-menyurat sebagai alat komunikasi pada jaman kerajaan telah lama dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang berkembang dikalangan istana setelah masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia. Perposan yang dilakukan antar Negara tetangga seperti antara kerajaan Sriwijaya dengan China maupun China dan Majapahit yang diabadikan pada salah satu relief dinding Candi Borobudur.
Koleksi Filateli, selain koleksi prangko dalam negeri Museum Pos Indonesia juga memiliki koleksi prangko dari 178 negara, dan perangko pertama didunia yang hanya berwarna hitam ini atau lebih dikenal dengan ‘THE PENNY BLACK’ dan pertama kali terbit di Inggris atas gagasan Sir Rowland Hill pada tanggal 6 mei 1840. bergambar Ratu Victoria dalam bentuk lukisan.
Dan museum pun memiliki koleksi prangko pertama Indonesia yang terbit pada masa Hindia Belanda yaitu tanggal 1 april 1864 berwarna merah anggur bergambar Raja William III dengan nominal 10 cent dalam bentuk asli.

Kata prangko berasal dari bahasa latin “Franco” yang berarti tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat. Hingga prangkopun berubah menjadi benda seni yang gemar mengkoleksi, kegiatan tersebut disebut Filateli, yang berasal dari bahasa Yunani “Philos” yang artinya teman dan “Ateleila” artinya pembebasan yaitu dari kewajiban.
Koleksi peralatan, berupa bis surat pada masa Hindia Belanda yaitu BRIVENBUS yang terbuat dari logam cor dengan berat kurang dari 400 Kg. dan pertama kali digunakan pada tahun 1829 di kantor Pos Batavia. Dan berbagai macam bis surat lainnya bahkan dari Jepang. Selain itu terdapat uga alat pos penunjang lainnya seperti gerobag, sepeda dll.
Museum Pos Indonesia dibuka untuk umum secara cuma-cuma setiap harinya mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB kecuali hari libur nasional. Phone. (+62.22) 4206195 pswt.153,











Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MUSEUM POS"

Posting Komentar

hallo agan, silahkan berkometar secara bijak dan santun