MUSEUM BARLI
Museum Barli
Museum yang didirikan oleh Barli Sasmitawinata ini, diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (MENPARPOSTEL) pada tanggal 26 Oktober 1992. museum Barli menampilkan karya-karya yang fenomenal painting maestro yang memperoleh Satya Lencana Kebudayaan (2003) terpampang indah diruangan utamanya. Museum itu letaknya di jalan Ir. Sutami 91 Bandung.Tidak hanya lukisan yang disuguhkan, Museum pun ini sering digunakan untuk kegiatan–kegiatan seni lainnya seperti pameran karya seni rupa, penjualan karya, diskusi, sarasehan kesenirupaan dengan berbagai tema workshop, pelatihan studio keramik dan lukis, dan berbagai kegiatan lainnya.
Mengenal Barli
Tokoh seni rupa ini lahir di Bandung, 18 maret 1921 dari pasangan R. Haji Harun Al Rasyid dan Hajah Jubaedah. Barli kecil dibesarkan dalam lingkungan santri walaupun ia keturunan bangsawan. Sejak kecil beliau memang sudah mempunyai bakat melukis. Bakat melukisnya inipun sangat didukung oleh kedua orang tua angkatnya yaitu Bapak Sasmitawinata.Dimulai saat Barli berumur 14 tahun, Barli mulai belajar metode dan teknik menggambar serta melukis dengan sistematis pada seorang pelukis wanita asal Belgia, Jos Pluimentz. Barli banyak sekali belajar melukis benda-benda alam.
Namun Barli merasa tidak puas dan beralih guru pada studio pelukis Itali yaitu Luigi Nobili. Dari sini didapatnya teknik menggambar manusia dan menggambar dengan Charcoal atau arang.
Barli beserta ke empat kawannya, Hendra Gunawan, Wahdi, Affandi dan Soedarso membentuk Kelompok Lima. Satu kompulan pelukis muda Bandung yang merupakan kelompok ikatan persaudaraan yang mempunyai konsep realisme, yang pada masa itu tidak sepaham dengan yang dianut beberapa pelukis lainnya yaitu naturalis-romantis. Namun dengan konsep yang jelas itu Kelopok Lima Bandung akhirnya menjadi pelukis besar yang turut mengharumkan nama bangsa.
Setelah 7 tahun menyelesaikan pendidikan di Belanda, Barli akhirnya pulang ke Indonesia dan mengajar di Fakultas Teknik (ITB) tahun 1957. lalu ,mengajar di Fakultas Sastra Unpad dan menjdi dosen di Universitas Andalas dan akhirnya mendirikan Fakultas Seni Rupa IKIP yang sekarang berganti nama menjadi UPI.
Di tahun 1959 Barlipun mendirikan studio Rangga Gempol dan melahirkan beberapa nama. Namun studio Rangga Gempol harus berakhir pada tahun 1993. pada tahun 2002 Bale Barli pun didirikan untuk melanjutkan system pengajarang studio lamanya.
Kini, namanya tetap harum dan karyanya tetap bisa dinikmati, semasa hidupnya Barli dikenal sebagai orang yang semangat dalam mengajar dan melukis, walaupun beliau dalam keadaan sakit. Dan berlipun terbukti sebagai inspiratur yang mencetak murid-muridnya yang ikut membawa harum nama bangsa.
Selain itu, Barlipun ternyata ikut andil dalam merencanakan pembuatan atau emblem untuk Prajurit Divisi I Siliwangi pada 20 mei 1947, atas perintah Kolonel A. H. Nasution. Dari Barli, terciptalah Kepala macan Lodaya yang langsung di setujui Oleh Kolonel A. H. Nasution.
tempat wisata bandung makin ketjeh ya, liburan akhir tahun harus ke bandung nih
BalasHapus